Airdrop vs ICO: Mana yang Diam-diam Mengubah Nilai Token?
Dalam dunia kripto, strategi peredaran token seperti airdrop dan ICO (Initial Coin Offerings) memiliki dampak yang besar terhadap dinamika pasar serta nilai suatu token.
Meskipun kedua metode ini sama-sama digunakan untuk memperkenalkan dan mendistribusikan token, pendekatan serta efeknya terhadap pasar kripto sangat berbeda.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan bagaimana airdrop dan ICO memengaruhi suplai atau pasokan token, dinamika harga, serta dampak lainnya yang relevan bagi komunitas dan investor.
Airdrops vs ICO: Mari Mengenal Keduanya
Airdrops adalah distribusi token secara gratis, seringkali bertujuan untuk meningkatkan kesadaran merek, memberikan apresiasi kepada pengguna awal, atau mendorong keterlibatan komunitas.
Sementara itu, ICO (Initial Coin Offerings) adalah mekanisme penggalangan dana dengan cara menjual token pada tahap awal proyek. Dana yang diperoleh dari ICO memungkinkan pengembang untuk membangun visi proyek mereka dengan dukungan modal yang diperlukan.
Menurut Tokenomist , airdrop dan ICO mencerminkan pendekatan berbeda dalam memposisikan token di pasar, yang masing-masing membawa keuntungan dan risiko tersendiri bagi proyek serta investor.
Dampak Airdrop terhadap Suplai dan Harga Token
Airdrop memiliki dampak signifikan pada suplai token di pasar, sering kali memicu tekanan inflasi dan volatilitas harga. Dengan memperkenalkan token dalam jumlah besar secara tiba-tiba, suplai token yang beredar akan meningkat drastis.
Hal ini biasanya menciptakan tekanan inflasi, yang bisa mendorong harga token menjadi lebih rendah.
Di sisi lain, sentimen pasar terhadap airdrop biasanya positif di awal, di mana komunitas merasa antusias dan banyak orang tertarik pada token yang didistribusikan.
Namun, begitu penerima airdrop mengklaim token mereka, sering kali terjadi penjualan massal yang dapat menurunkan harga token secara signifikan.
Sebagai contoh, airdrop dari proyek Scroll sempat diperdagangkan pada harga US$1,40, tetapi setelah token diambil dan dijual oleh para penerima, harganya turun menjadi US$0,77. Ini menggambarkan volatilitas yang umumnya terjadi setelah pelaksanaan airdrop.
Dampak ICO terhadap Suplai dan Harga Token
Dalam konteks ICO, suplai token biasanya diatur dengan mekanisme distribusi yang lebih terkendali, misalnya dengan jadwal pelepasan token secara bulanan atau triwulanan.
Mekanisme ini dapat menstabilkan suplai pada tahap awal, tetapi potensi tekanan jual tetap ada saat investor awal memutuskan untuk menjual kepemilikan mereka. Hal ini dapat menyebabkan harga mengalami tekanan turun dan memengaruhi sentimen pasar terhadap proyek tersebut.
Selain itu, ICO dapat memunculkan permintaan awal yang tinggi terhadap token, yang sering kali mendorong valuasi token pada tahap awal.
Namun, ketika pelepasan token berikutnya dilakukan, pasokan yang bertambah bisa berdampak pada harga, kadang memicu tekanan harga yang berdampak pada sentimen investor jangka panjang.
Perbedaan Utama dalam Hal Ekonomi Token
Airdrop dan ICO juga berbeda dalam aspek ekonomi token, terutama terkait mekanisme vesting dan lockup.
Pada ICO, token yang didistribusikan sering kali memiliki periode lockup untuk mengurangi tekanan jual awal, sedangkan airdrop jarang menerapkan pembatasan semacam ini, yang menyebabkan airdrop cenderung lebih volatil.
Risiko juga terlihat dalam aspek tata kelola (governance). Airdrop yang mendistribusikan token ke basis pengguna yang luas menciptakan ketidakpastian dalam keputusan tata kelola karena sulitnya memprediksi hasil voting yang berpotensi bervariasi secara luas.
Sebaliknya, ICO sering kali memiliki struktur kepemilikan yang lebih terkonsolidasi di kalangan investor awal, sehingga pengambilan keputusan cenderung lebih terkendali.
Untuk menangani risiko inflasi, beberapa proyek telah menerapkan strategi seperti mekanisme burn token atau insentif staking yang bertujuan untuk menjaga nilai token dan mendorong kepemilikan jangka panjang.
Dengan adanya mekanisme ini, token yang diperoleh dari airdrop tidak hanya digunakan sebagai alat perdagangan jangka pendek, tetapi juga mendukung stabilitas nilai token dalam jangka panjang.
Baik airdrop maupun ICO adalah strategi penting dalam dunia kripto, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan dalam mendorong keterlibatan komunitas dan membangun nilai proyek.
Airdrop membawa risiko volatilitas yang lebih tinggi karena tidak adanya pembatasan pada distribusi token, sementara ICO memiliki mekanisme kontrol yang lebih ketat terhadap suplai token, meskipun tetap rentan terhadap penjualan oleh investor awal. [st]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
SEC secara resmi membatalkan usulan aturan bursa DeFi dan kustodian era Gary Gensler
Sekilas Cepat SEC AS secara resmi mencabut beberapa usulan aturan pada hari Kamis yang sebelumnya akan memberlakukan regulasi lebih ketat terhadap DeFi dan kustodi kripto. Usulan tersebut diajukan di bawah kepemimpinan mantan Ketua Gary Gensler, yang memimpin pendekatan “regulasi melalui penegakan hukum” di lembaga tersebut.

Senat AS jadwalkan pemungutan suara final RUU stablecoin GENIUS pada 17 Juni
Sekilas Cepat Senat AS dijadwalkan memberikan suara akhir untuk RUU GENIUS pada hari Selasa mendatang. Jika disetujui oleh Senat, RUU ini akan dilanjutkan ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk pemungutan suara lebih lanjut. RUU GENIUS bertujuan untuk membentuk kerangka hukum bagi stablecoin dan penerbitnya.

Anthony Pompliano dalam pembicaraan untuk memimpin perusahaan publik yang mencari $750 juta untuk membeli Bitcoin menurut FT
Ringkasan Cepat Anthony Pompliano sedang dalam pembicaraan untuk menjabat sebagai CEO di sebuah perusahaan publik yang berencana mengumpulkan dana sebesar $750 juta untuk membeli Bitcoin, menurut laporan Financial Times.

GameStop meningkatkan penawaran privat menjadi $2,25 miliar meskipun saham anjlok di tengah rencana treasury bitcoin
GameStop telah meningkatkan penawaran pribadi obligasi konversi seniornya dari $1,75 miliar menjadi $2,25 miliar. Perusahaan berencana menggunakan hasil dari penawaran ini untuk keperluan korporasi umum dan potensi akuisisi yang sejalan dengan kebijakan investasinya.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








