Bitget App
Trading lebih cerdas
Beli kriptoPasarTradingFuturesEarnWawasanSelengkapnya
Whitepaper Throne

Throne: Platform Web3 Metaverse dan Marketplace NFT

Whitepaper Throne ditulis oleh tim inti Throne pada akhir 2024, di tengah tantangan teknologi blockchain saat ini seperti bottleneck performa, kurangnya interoperabilitas, dan kompleksitas pengalaman pengguna, dengan tujuan menawarkan solusi terdesentralisasi inovatif untuk membangun ekosistem Web3 yang lebih efisien dan mudah digunakan.

Tema whitepaper Throne adalah “Throne: Jaringan Terhubung Berperforma Tinggi untuk Memberdayakan Generasi Berikutnya Aplikasi Terdesentralisasi”. Keunikan Throne terletak pada arsitektur “multi-chain layered” dan “mekanisme konsensus adaptif” yang diadopsi, bertujuan mencapai throughput tinggi, latensi rendah, dan komunikasi lintas chain yang seamless; makna Throne adalah menyediakan platform pengembangan yang sangat skalabel dan fleksibel bagi developer, sekaligus menghadirkan pengalaman aplikasi terdesentralisasi yang lebih lancar dan aman bagi pengguna, sehingga mendorong adopsi teknologi Web3 secara luas.

Tujuan awal Throne adalah mengatasi masalah inti ekosistem blockchain saat ini seperti fragmentasi, keterbatasan performa, dan tingginya hambatan bagi developer. Whitepaper Throne menegaskan bahwa dengan mengintegrasikan modul teknologi dan model tata kelola inovatif, Throne mampu mencapai keseimbangan optimal antara desentralisasi, keamanan, dan skalabilitas, sehingga membangun jaringan nilai digital global yang terbuka, efisien, dan berkelanjutan.

Peneliti yang tertarik dapat mengakses whitepaper Throne asli. Tautan whitepaper Throne: https://docs.throne.exchange

Ringkasan whitepaper Throne

Penulis: Sophia Beaumont
Terakhir diperbarui: 2025-12-03 06:45
Berikut ini adalah ringkasan dari whitepaper Throne, dijelaskan dengan bahasa yang sederhana agar kamu dapat dengan cepat memahami whitepaper Throne dan memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang Throne.
Maaf, teman! Di dunia blockchain, nama proyek dan singkatan kadang memang membingungkan. Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan, “Throne” dan “OATH” yang kamu sebut tampaknya merujuk pada dua proyek blockchain yang berbeda. * Satu proyek bernama “Throne”, dengan token ticker biasanya THN, yang utamanya adalah marketplace NFT dan proyek metaverse. * Proyek lainnya adalah “OATH Protocol”, dengan ticker OATH, yang merupakan protokol penyelesaian sengketa terdesentralisasi dan token tata kelola DeFi. Karena kamu menyebutkan nama proyek “Throne” dan ticker “OATH” secara bersamaan, dan “OATH” sebagai ticker sangat cocok dengan “OATH Protocol”, serta whitepaper OATH Protocol secara detail menjelaskan sifatnya sebagai “protokol”, ini lebih sesuai dengan kategori “proyek blockchain”. Maka, saya akan fokus memperkenalkan **OATH Protocol** untukmu.***

Apa itu OATH Protocol

Bayangkan kita menandatangani sebuah smart contract, seperti perjanjian digital yang berjalan otomatis. Setelah kontrak ini ditulis dan ditempatkan di blockchain, sangat sulit untuk diubah. Tapi jika di masa depan terjadi perselisihan, misalnya perbedaan interpretasi klausul kontrak, atau hasil eksekusi tidak sesuai harapan, apa yang harus dilakukan? Di dunia tradisional, kita akan mencari pengacara, pergi ke pengadilan. Namun di dunia blockchain yang terdesentralisasi, OATH Protocol (ticker OATH) berfungsi seperti “pengadilan terdesentralisasi” dan “sistem arbitrase” untuk smart contract.

Ini adalah protokol penyelesaian sengketa berbasis blockchain, dapat dianggap sebagai lapisan infrastruktur antara blockchain dan aplikasi terdesentralisasi (dApps). Tujuan utamanya adalah memberikan “jaminan” yang dapat diandalkan untuk smart contract, memastikan bahwa jika terjadi perselisihan, dapat diselesaikan secara adil dan transparan, sehingga meningkatkan keandalan smart contract.

Alur penggunaan tipikal: Ketika dua pihak membuat smart contract, mereka dapat memasukkan “Smart Arbitration Plan” (SAP) dari OATH ke dalam kontrak. Jika di masa depan terjadi sengketa, rencana ini akan diaktifkan, dan sejumlah token OATH harus di-stake untuk memulai proses penyelesaian sengketa. Protokol OATH akan mengenkripsi detail sengketa dan menyimpannya di blockchain OATH, membentuk catatan kasus yang tidak dapat diubah, yang dapat diakses oleh juri dan pihak terkait kapan saja.

Visi Proyek dan Value Proposition

Visi OATH Protocol adalah membawa “keadilan dan fairness” ke dunia blockchain. Masalah utama yang ingin diselesaikan adalah: sistem smart contract saat ini belum memiliki mekanisme penyelesaian sengketa yang komprehensif dan adil. Sebelum ada protokol seperti OATH, smart contract yang sudah dideploy, jika bermasalah, seringkali sulit untuk diselesaikan secara efektif, sehingga membatasi adopsi smart contract secara luas.

OATH mewujudkan value proposition-nya melalui cara berikut:

  • Transparan dan dapat diandalkan: Memanfaatkan transparansi dan sifat tidak dapat diubah dari blockchain, memastikan detail kasus tidak bisa dimodifikasi atau dihapus.
  • Keadilan: Melalui komunitas juri terdesentralisasi, dan menggunakan mekanisme konsensus unik “Proof of Common Sense” untuk memilih juri, sekaligus menjaga kerahasiaan identitas juri, menghindari pengaruh eksternal, dan memastikan latar belakang juri beragam demi objektivitas.
  • Skalabilitas: Sebagai lapisan infrastruktur, OATH bertujuan melayani berbagai chain dan dApps, sehingga kemampuan penyelesaian sengketa dapat diterapkan secara luas.

Dibandingkan proyek sejenis, OATH fokus menyediakan protokol penyelesaian sengketa yang kuat, adil, transparan, dan skalabel, serta memposisikan diri sebagai sistem tata kelola blockchain yang memberikan perlindungan efektif untuk smart contract.

Fitur Teknologi

Inti teknologi OATH Protocol terletak pada mekanisme penyelesaian sengketa dan arsitektur blockchain yang unik:

  • Proof of Common Sense (PoCS) Consensus: Ini adalah mekanisme unik OATH untuk memilih komunitas juri terdesentralisasi. Bayangkan seperti dewan juri dari anggota komunitas, yang dipilih melalui mekanisme tertentu dan menilai sengketa berdasarkan “common sense”, bukan sekadar kekuatan komputasi atau jumlah token yang di-stake.
  • Penyimpanan Blockchain: Detail kasus sengketa dan hasil penyelesaiannya akan dienkripsi dan disimpan di blockchain OATH. Artinya, setelah dicatat, informasi ini tidak bisa diubah, menjamin integritas bukti dan keandalan rekam jejak.
  • Ekstensi Smart Contract: OATH sebagai protokol dapat menjadi ekstensi smart contract, memungkinkan kedua pihak mengatur parameter penyelesaian sengketa saat kontrak dibuat.

Tokenomics

Token asli proyek OATH juga bernama OATH. Token ini berperan ganda dalam ekosistem:

  • Simbol token: OATH
  • Blockchain penerbitan: Token OATH awalnya diterbitkan di blockchain Ethereum. Saat ini, juga tersedia di Optimistic Ethereum, BNB Smart Chain, Fantom, Polygon, Avalanche, dan Arbitrum.
  • Total dan sirkulasi: Pasokan maksimum token OATH adalah 400 juta. Berdasarkan data yang dilaporkan sendiri, jumlah token yang beredar saat ini sekitar 171,86 juta, sekitar 42,96% dari pasokan maksimum.
  • Fungsi token:
    • Tata kelola: OATH adalah token tata kelola terdesentralisasi proyek. Artinya, pemegang token OATH dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan proyek, voting untuk upgrade, perbaikan, dan ekspansi protokol.
    • Staking penyelesaian sengketa: Dalam smart contract, jika kedua pihak memilih menggunakan Smart Arbitration Plan OATH untuk menyelesaikan sengketa potensial, mereka harus staking sejumlah token OATH sebagai jaminan.
    • Manajemen ekosistem: Token OATH juga digunakan untuk mengelola protokol DeFi dan dApps lain dalam ekosistem OATH, seperti Reaper.Farm, Ethos Reserve, dan Digit.

Tim, Tata Kelola, dan Pendanaan

  • Tim: Meski detail anggota tim tidak dijabarkan secara rinci dalam sumber yang ada, whitepaper OATH Protocol dirilis pada 2018 dan event token generation (TGE) dilakukan pada 2019.
  • Mekanisme tata kelola: Proyek OATH menggunakan model tata kelola terdesentralisasi, di mana pemegang token OATH adalah inti tata kelola. Mereka dapat voting untuk mempengaruhi arah pengembangan dan keputusan penting proyek. Ini mirip dengan model komunitas otonom, di mana semua pemangku kepentingan dapat berpartisipasi dalam manajemen proyek.
  • Pendanaan: OATH Protocol menyelesaikan event token generation (TGE) pada 1 April 2019, mengumpulkan total 4 juta USD, dengan valuasi proyek diperkirakan 14 juta USD.

Roadmap

Perjalanan dan rencana masa depan OATH Protocol sebagai berikut:

  • Q1 2018: Melakukan riset pasar, merilis whitepaper OATH, dan menyelesaikan proof of concept.
  • Q2 2018: Melakukan pengujian OATH chain.
  • Q4 2018: Melakukan fundraising dan membangun tim, serta mengembangkan kemitraan.
  • Q1 2019: Merilis OATH MVP (minimum viable product) web client, dan melakukan integrasi dengan mitra.
  • Q3 & Q4 2019: Melakukan update fitur protokol, deploy layanan oracle dan smart contract, serta mulai membangun komunitas juri.

(Perlu dicatat, informasi roadmap di atas terutama bersumber dari whitepaper awal proyek, untuk roadmap terbaru silakan cek sumber resmi proyek.)

Peringatan Risiko Umum

Investasi di proyek blockchain apapun selalu mengandung risiko, OATH Protocol pun demikian. Berikut beberapa peringatan risiko umum:

  • Risiko teknologi dan keamanan:
    • Bug smart contract: Meski OATH bertujuan menyelesaikan sengketa smart contract, kode smart contract OATH sendiri bisa saja memiliki bug, menyebabkan kerugian aset atau protokol diserang.
    • Risiko konsensus: Efektivitas dan keamanan mekanisme konsensus “Proof of Common Sense” membutuhkan waktu untuk divalidasi. Jika mekanisme juri bias atau dimanipulasi, keadilan penyelesaian sengketa bisa terganggu.
    • Risiko lintas chain: Token OATH tersedia di banyak chain, operasi lintas chain bisa menambah kompleksitas teknis dan risiko keamanan.
  • Risiko ekonomi:
    • Volatilitas harga token: Harga token OATH dipengaruhi oleh supply-demand pasar, ekonomi makro, dan perkembangan proyek, sehingga bisa sangat fluktuatif dan berisiko kerugian investasi.
    • Risiko likuiditas: Jika volume perdagangan token OATH rendah, bisa sulit untuk jual-beli, mempengaruhi likuiditas aset.
    • Risiko adopsi: Jika protokol OATH tidak diadopsi secara luas, utilitas dan nilai token bisa terbatas.
  • Risiko regulasi dan operasional:
    • Ketidakpastian regulasi: Regulasi global terhadap cryptocurrency dan proyek blockchain masih terus berkembang, perubahan kebijakan di masa depan bisa mempengaruhi operasi dan perkembangan OATH Protocol.
    • Risiko kompetisi: Persaingan di bidang blockchain sangat ketat, jika muncul solusi penyelesaian sengketa yang lebih baik, OATH bisa menghadapi tekanan kompetitif.
    • Risiko eksekusi tim: Keberhasilan proyek sangat bergantung pada kemampuan eksekusi tim dan aktivitas komunitas.

Checklist Verifikasi

  • Alamat kontrak di block explorer:
  • Aktivitas GitHub: Dari hasil pencarian yang ada, belum ditemukan link langsung ke repository GitHub OATH Protocol atau info aktivitasnya. Disarankan kunjungi website resmi (oath.eco) untuk mencari komunitas developer atau kode terkait.

Ringkasan Proyek

OATH Protocol adalah proyek yang bertujuan menyediakan mekanisme penyelesaian sengketa terdesentralisasi untuk smart contract blockchain. Dengan membangun komunitas juri terdesentralisasi yang digerakkan oleh mekanisme konsensus “Proof of Common Sense”, OATH menyelesaikan perselisihan dalam eksekusi smart contract dan memanfaatkan transparansi blockchain untuk memastikan proses penyelesaian sengketa yang adil dan tidak dapat diubah. Token OATH sebagai inti ekosistemnya, tidak hanya digunakan untuk tata kelola, tetapi juga sebagai staking untuk memulai proses penyelesaian sengketa dan mengelola protokol DeFi lainnya.

Kehadiran OATH Protocol mengatasi hambatan besar dalam adopsi smart contract, karena menyelesaikan masalah kepercayaan dan penyelesaian sengketa yang sangat penting di dunia terdesentralisasi. Namun, setiap teknologi dan proyek baru selalu membawa risiko inheren, termasuk kematangan teknologi, tingkat adopsi pasar, lingkungan regulasi, dan volatilitas harga token. Sebelum berpartisipasi di proyek blockchain manapun, pastikan melakukan riset independen (DYOR) dan pahami risiko yang ada.

Bukan saran investasi: Ingat, semua informasi di atas hanya untuk pembelajaran dan referensi, tidak merupakan saran investasi apapun. Pasar kripto sangat fluktuatif, investasi berisiko, harap selalu berhati-hati.

Terakhir, terkait proyek “Throne” yang kamu sebut, jika yang dimaksud adalah token THN untuk marketplace NFT dan proyek metaverse (seperti thr.one), maka itu adalah proyek yang berbeda dengan OATH Protocol. Throne (THN) adalah marketplace NFT untuk kreator dan kolektor dalam menemukan, mengoleksi, dan menjual karya seni digital, serta berencana membangun metaverse “Throne City”.

Disclaimer: Penafsiran di atas merupakan pendapat pribadi penulis. Silakan verifikasi keakuratan semua informasi secara mandiri. Interpretasi ini tidak mewakili pandangan platform dan tidak dimaksudkan sebagai saran investasi. Untuk detail lebih lanjut tentang proyek ini, silakan lihat whitepapernya.

Bagaimana pendapat kamu tentang proyek Throne?

BagusBuruk
YaTidak