3 Faktor Potensial yang Bisa Dorong Bitcoin Kembali Uji Area US$112.000
Setelah penurunan signifikan pada pekan lalu, Bitcoin (BTC) saat ini masih bergerak terbatas di bawah US$92.000 dengan mencatat penurunan sekitar 22% dalam 30 hari terakhir. Meski demikian, sejumlah analis menilai pelemahan jangka pendek ini justru bisa menjadi pijakan bagi reli berikutnya.
Mengutip laporan Cointelegraph , terdapat tiga faktor utama yang dinilai dapat menentukan seberapa cepat Bitcoin berpeluang kembali menguji level US$112.000, yang sempat tersentuh empat pekan lalu.
Baca juga: Pasar Kripto Rebound, Bitcoin Reli ke US$91.000
Kebijakan Suku Bunga AS Masih Jadi Faktor Penentu
Pergerakan Bitcoin saat ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian terkait kebijakan moneter Amerika Serikat. Data FedWatch menunjukkan pelaku pasar menilai ada probabilitas sekitar 78% bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga di level 3,5% atau lebih tinggi hingga Januari 2026, naik dari 47% pada Oktober.
Ekspektasi inflasi juga mulai menguat, terlihat dari kenaikan iShares TIPS Bond ETF yang cenderung meningkat saat investor memperkirakan inflasi akan lebih tinggi. Kondisi ini historisnya positif bagi Bitcoin karena mendorong investor mencari aset lindung nilai alternatif.
Pasar kini menunggu dua rilis data penting, yakni laporan pekerjaan AS pada 16 Desember dan indeks inflasi inti PCE pada 26 Desember, indikator favorit The Fed. Hasil kedua data tersebut diperkirakan menjadi penentu arah kebijakan moneter ke depan, yang sangat diantisipasi pasar kripto.
Baca juga: Rp18 Triliun Kripto Terlikuidasi Meski The Fed Pangkas Suku Bunga, Ini Alasannya
Sentimen Regulasi dan Kebijakan Pemerintah AS Berpotensi Lebih Ramah Risiko
Pergantian kepemimpinan di Federal Reserve pada Mei 2026 dinilai sebagai titik krusial. Presiden AS Donald Trump telah menyatakan preferensinya terhadap kandidat yang lebih dovish atau kurang agresif dalam menaikkan suku bunga.
Jika kebijakan ke depan memang lebih longgar, hal ini berpotensi membuka ruang likuiditas lebih luas dan meningkatkan minat terhadap aset berisiko, termasuk Bitcoin.
Bloomberg juga melaporkan bahwa regulator AS telah menyelesaikan aturan yang menurunkan persyaratan modal bagi bank-bank besar mulai 1 Januari 2026. Kebijakan ini dinilai dapat meningkatkan penyaluran kredit dan memperbaiki likuiditas pasar.
Di sisi fiskal, pemerintahan Trump telah mengusulkan “One Big Beautiful Bill Act,” paket stimulus besar yang dapat memperluas defisit namun meningkatkan perputaran uang, kondisi yang secara historis cenderung mendukung pasar aset digital.
Baca juga: Negara Bagian AS Siap Bangun Cadangan Bitcoin Senilai Rp8 3 Miliar
Keputusan MSCI dan Tekanan Derivatif Berperan Besar pada Arah Pasar
Selain faktor makro, dua perkembangan dari dalam ekosistem Bitcoin juga menjadi sorotan, salah satunya keputusan MSCI terkait perusahaan yang mengakumulasi Bitcoin sebagai strategi utama. MSCI sedang mengkaji apakah perusahaan seperti MicroStrategy akan tetap dimasukkan dalam indeks. Keputusan final dijadwalkan pada 15 Januari 2026.
MicroStrategy tercatat memiliki eksposur hampir US$9 miliar melalui berbagai dana pasif seperti ETF dan produk indeks. Jika MSCI mempertahankan perusahaan-perusahaan serupa dalam indeks, sentimen risiko berpotensi meningkat dan mendukung harga Bitcoin.
Tekanan dari pasar derivatif juga mulai menunjukkan tanda-tanda mereda. Selama empat pekan terakhir, pasar derivatif BTC mengalami tekanan cukup besar, tercermin dari premi 10% pada opsi put dibandingkan call. Sentimen ini dipicu oleh besarnya nilai opsi yang akan kedaluwarsa pada 26 Desember, mencapai US$22,6 miliar.
Analis memperkirakan kondisi pasar akan lebih stabil apabila delta skew kembali ke level netral di sekitar 5%. Jika tekanan tersebut turun, peluang reli Bitcoin akan semakin terbuka.
Dengan kombinasi faktor makro yang berpotensi lebih dovish, perbaikan likuiditas, keputusan regulasi yang penting seperti tinjauan MSCI, serta meredanya tekanan derivatif, peluang Bitcoin kembali menguji area US$112.000 dinilai masih sangat terbuka.
Namun, banyak analis memperkirakan target ini lebih mungkin tercapai pada paruh pertama 2026, seiring semakin jelasnya arah kebijakan moneter dan regulasi global.
Baca juga: JPMorgan Prediksi Bitcoin Terbang ke US$170.000 di 2026
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Anggaran Terbaru Inggris Menyelamatkan Kripto dari Pajak Hukuman, Menyelaraskan Tarif dengan Aset Standar
Tether Membeli 26 Ton Emas di Q3, Menyerap 2% Pasokan Global
Prediksi Harga Merlin Chain: MERL Mendapatkan Kekuatan karena Meningkatnya Arus Masuk & Bunga

Lido Mengusulkan Evolusi Menjadi Berbasis Luas DeFi Platform, Menguraikan Empat Tujuan Strategis untuk Tahun 2026
Singkatnya Lido telah mengusulkan untuk berkembang menjadi lebih luas DeFi platform, yang menguraikan empat tujuan—memperluas staking, memperkuat ketahanan, meningkatkan pendapatan DAO, dan mengejar integrasi keuangan dunia nyata.
