Bitcoin Pulih ke US$106.000, Didukung Harapan Berakhirnya Shutdown AS
Pasar kripto kembali bergairah di awal pekan, ditandai dengan lonjakan harga Bitcoin (BTC) yang menembus di atas US$106.000 setelah Senat Amerika Serikat (AS) meloloskan rancangan undang-undang pendanaan penting sebagai langkah awal untuk mengakhiri government shutdown atau penutupan pemerintah federal yang telah berlangsung selama 40 hari.
Menurut data CoinGecko pada Senin (10/11/2025), harga Bitcoin naik sekitar 4% dalam 24 jam terakhir, dari level terendah US$101.500 ke puncak harian di atas US$106.300, sebelum terkoreksi ringan dan bertahan di kisaran US$106.000 saat artikel ini ditulis.
Grafik harian BTC/USD. Sumber: CoinGecko
Kenaikan ini turut disertai dengan lonjakan volume transaksi harian sebesar 36% menjadi US$68,5 miliar, mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin menembus US$2,11 triliun. Dengan capaian tersebut, Bitcoin kini hanya terpaut sekitar 16% dari rekor tertinggi sepanjang masa di US$126.000 yang tercatat pada 6 Oktober 2025.
Pergerakan positif juga terjadi pada aset kripto besar lainnya. Ethereum (ETH) naik 7% ke level US$3.600, sementara XRP meningkat 8%, Solana (SOL) menguat 6%, dan BNB naik 2% dalam 24 jam terakhir.
Meme coin populer seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) pun ikut reli, masing-masing naik 5% dan 4%. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global kini mencapai US$3,6 triliun.
Indeks Fear and Greed kripto yang mengukur sentimen pasar kini telah mengalami pemulihan ke skor 29 atau Fear, naik dari level Extreme Fear sehari sebelumnya.
Indeks Fear and Greed kripto. Sumber: Alternative.me
Baca juga: Bitcoin Berpotensi Jatuh ke US$72.000 Jika Hal Ini Terjadi
Dukungan Politik AS Kembalikan Optimisme Pasar
Kabar kemajuan politik di AS menjadi pemicu utama optimisme pasar global. RUU pendanaan pemerintah disetujui oleh Senat dengan hasil suara 60-40 dan kini menunggu persetujuan dari Dewan Perwakilan AS sebelum diserahkan kepada Presiden AS Donald Trump untuk ditandatangani.
Mengutip laporan The Block , Head of Research Presto Research, Peter Chung, menilai langkah politik ini memberikan kelegaan besar bagi pasar.
“Shutdown AS yang berkepanjangan sempat menyedot likuiditas di pasar pendanaan harian dan memicu ketegangan dalam beberapa minggu terakhir. Dengan adanya kepastian baru ini, aset berisiko kini mulai menilai kembali potensi kebijakan ekonomi yang lebih longgar dan prospek stimulus fiskal menjelang pemilu paruh waktu tahun depan,” ujar Chung.
Chief Investment Officer Kronos Research, Vincent Liu, juga menyebut bahwa kombinasi antara berkurangnya ketidakpastian makroekonomi dan meningkatnya keyakinan terhadap kebijakan baru menjadi pendorong utama reli kripto.
“Optimisme atas berakhirnya penutupan pemerintahan AS serta rencana tariff dividend yang diusulkan Trump telah meningkatkan minat risiko investor, memperkuat momentum pemulihan di pasar kripto,” kata Liu.
Baca juga: Bitcoin Mulai Kehilangan Tenaga, Sulit Tembus US$125.000 Tahun Ini
Investor Pantau Kebijakan The Fed dan Data Inflasi
Selain mendorong sentimen pasar, pembukaan kembali pemerintahan AS juga dinilai penting karena akan memulihkan ketersediaan data ekonomi yang sempat terhenti selama masa penutupan.
Menurut COO BTSE, Jeff Mei, ketersediaan data ini akan membantu The Federal Reserve (The Fed) memiliki lebih banyak indikator dalam menentukan arah kebijakan moneter berikutnya.
“Selama masa shutdown, The Fed cenderung menunggu karena kekurangan data ekonomi penting. Dengan dibukanya kembali pemerintahan, mereka kini memiliki dasar yang lebih kuat untuk mengambil langkah yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Mei.
Sementara itu, Direktur LVRG Research, Nick Ruck, menambahkan bahwa peningkatan likuiditas di pasar keuangan AS juga menjadi katalis utama reli kripto.
“Kondisi dolar AS yang mulai stagnan secara historis menguntungkan aset berisiko seperti kripto. Meskipun kesepakatan shutdown membantu mengurangi ketidakpastian, faktor utama tetap berasal dari arus dana institusional yang terus masuk,” ujarnya.
Ke depan, pelaku pasar akan menantikan konfirmasi akhir dari Dewan Perwakilan, detail lanjutan rencana tariff dividend Trump senilai US$2.000 untuk warga AS, serta data inflasi terbaru.
Selain itu, arah arus dana ETF dan tingkat dominasi Bitcoin juga akan menjadi indikator penting apakah reli ini akan meluas ke altcoin atau tetap berpusat pada aset utama.
Baca juga: JPMorgan Prediksi Bitcoin Terbang ke US$170.000 di 2026
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Panic Sell di Ethena, $700 Juta USDe Menguap Usai Kejatuhan xUSD dan deUSD!

Kadena Bangkit dari Abu, Strategi Baru Daniel Keller yang Siap Ubah Dunia Crypto?

35 Cara Mendapatkan Uang dari Internet, Bisa Lewat PC/HP!

Altcoin Sentuh Level Terendah, Blockcircle Soroti Peluang Siklus Kenaikan Baru
