• Vietnam kembangkan NDAChain untuk tingkatkan keamanan dan transparansi data lintas sektor strategis.
  • NDAChain dukung identitas digital dan pelacakan produk berbasis blockchain dengan standar global.

Vietnam tampaknya tidak mau setengah-setengah dalam urusan digitalisasi. Lewat proyek bernama NDAChain , negara ini sedang membangun infrastruktur blockchain berskala nasional yang bakal jadi fondasi baru dalam pengelolaan data, baik di sektor publik maupun swasta.

Mereka ingin memperkuat keamanan, meningkatkan transparansi, dan mempercepat pertukaran data di sektor-sektor penting seperti pemerintahan, layanan kesehatan, keuangan, hingga logistik.

Menariknya, sistem NDAChain dirancang sebagai blockchain layer-1 yang berbasis izin (permissioned), dan mengandalkan mekanisme Proof-of-Authority (PoA). Kalau biasanya kita dengar soal blockchain publik yang terbuka dan cenderung lambat, yang satu ini justru menargetkan kecepatan tinggi, hingga 3.600 transaksi per detik (TPS) dengan latensi cuma 1,5 detik.

Bukan cuma itu, NDAChain juga dilengkapi teknologi Zero-Knowledge Proof untuk memastikan privasi tetap terjaga tanpa harus mengorbankan validitas data.

Vietnam Siapkan Sistem Digital Canggih untuk Lacak Identitas dan Produk

Yang bikin NDAChain makin menarik adalah keberadaan dua fitur utama: NDA DID dan NDA Trace. NDA DID menangani soal identitas digital terdesentralisasi. Bayangkan, dengan aplikasi NDAKey, pengguna bisa login ke sistem digital pemerintah atau swasta tanpa perlu repot memasukkan password berkali-kali. Sistem ini juga diklaim tahan terhadap pemalsuan identitas.

Sementara NDA Trace fokus pada ketertelusuran produk. Setiap barang, dari makanan sampai obat-obatan, diberi kode QR atau RFID yang unik. Kode ini kompatibel dengan standar GS1 dan bahkan bisa terhubung ke sistem pelacakan Uni Eropa (EBSI). Jadi kalau suatu saat nanti ada produk yang mencurigakan, jejak distribusinya bisa dilacak sampai ke hulu, bahkan hingga produsen awalnya.

Saat ini, ada 49 institusi besar yang terlibat sebagai validator dalam ekosistem NDAChain. Mulai dari lembaga pemerintah hingga perusahaan ternama seperti SunGroup, Sovico, Masan, dan VNVC. Aktivitasnya sudah mulai jalan sejak kuartal pertama 2025 dengan sekitar 20.000 transaksi per hari.

Target selanjutnya adalah perluasan ke lebih banyak institusi, termasuk universitas dan lembaga pendidikan, pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Kalau semuanya lancar, peluncuran nasional untuk sistem pelacakan produk bakal dimulai awal 2026.

Payung Hukum Sudah Disiapkan, Kripto Juga Masuk Radar

Di sisi lain, Vietnam juga tengah mempersiapkan kerangka hukum baru yang lebih ramah terhadap aset digital. Pada pertengahan Juni lalu, CNF melaporkan bahwa negara ini telah mengesahkan undang-undang baru yang akan mulai berlaku pada Januari 2026.

UU ini membagi aset digital menjadi dua: aset virtual dan aset kripto. Aset virtual merujuk pada alat tukar digital yang bukan fiat atau sekuritas, sedangkan aset kripto mengacu pada instrumen berbasis enkripsi yang juga tidak dikategorikan sebagai sekuritas.

Lebih lanjut lagi, pada April lalu Vietnam menggandeng Bybit untuk menjalankan proyek sandbox perdagangan kripto. Uji coba ini jadi langkah awal yang cukup penting karena menunjukkan bahwa pemerintah ingin memahami secara langsung dinamika pasar kripto sebelum menyusun regulasi final. Bisa dibilang, ini semacam test drive sebelum mobilnya benar-benar meluncur ke jalan raya.

Langkah Vietnam membangun NDAChain dan sekaligus mulai merangkul aset digital melalui pendekatan legal formal ini bisa jadi contoh menarik bagi negara-negara lain di Asia Tenggara. Di saat sebagian masih ragu atau terjebak tarik-ulur regulasi, Vietnam justru melangkah maju dengan kombinasi teknologi, infrastruktur, dan hukum yang lumayan solid.