Bitcoin Berpotensi Naik ke US$200.000 Berkat Hal Ini!
Para analis baru-baru ini memproyeksikan bahwa harga Bitcoin berpotensi menyentuh angka US$200.000 ika permintaan dari institusi keuangan terus menguat.
Menurut laporan Cointelegraph pada Rabu (23/4/2025), analis dari Standard Chartered dan Intellectia AI menyoroti bahwa permintaan institusional, khususnya melalui produk Exchange-Traded Fund (ETF) dan aktivitas trader yang ingin melakukan lindung nilai terhadap risiko makroekonomi, dapat mendorong harga Bitcoin melonjak lebih dari dua kali lipat tahun ini.
Kendati demikian, Chief Investment Strategist di Intellectia AI, Fei Chen menegaskan bahwa skenario tersebut bersifat kondisional.
“Meskipun proyeksi ini optimistis, tetap ada risiko eksternal yang bisa menggagalkannya, mulai dari regulasi ketat hingga gejolak geopolitik tak terduga,” ujarnya.
Baca juga: ETF Bitcoin AS Tembus Inflow Tertinggi Sejak Januari 2025
Bitcoin Pulih di Atas US$90.000
Optimisme ini mencuat bersamaan dengan pergerakan harga Bitcoin yang menembus US$90.000 pada 22 April 2025, pertama kali terjadi dalam enam pekan terakhir. Adapun hingga artikel ini ditulis, Bitcoin terus mencatat kenaikan di atas level US$93.100, menurut data CoinMarketCap .

Lonjakan harga saat ini dianggap sebagai respons pasar terhadap kekhawatiran perang dagang global dan ketegangan geopolitik, dengan para investor mulai melirik Bitcoin dan emas sebagai aset lindung nilai.
Momentum ini juga diperkuat oleh rekor aliran dana masuk harian terbesar ke ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat sejak Januari. Berdasarkan data dari Farside Investors, 11 ETF Bitcoin spotdi AS mencatat total arus masuk bersih senilai lebih dari US$380 juta pada 21 April lalu.
Intellectia AI menyebut bahwa permintaan institusional dari korporasi dan platform exchange besar seperti Coinbase dan Kraken masih berpotensi menjadi katalis positif bagi pergerakan harga.
Baca juga: Bitcoin Berpeluang Tembus US$200.000 di 2025, Terlepas dari Dampak Tarif Trump
Tak Terbatas Pada Kebutuhan Investor Institusi
Sebuah laporan dari JPMorgan pada Januari 2025 juga menyebut bahwa Bitcoin dan emas kini mulai dianggap sebagai komponen strategis dalam portofolio investasi, seiring meningkatnya kebutuhan akan perlindungan terhadap inflasi dan risiko geopolitik.
Kendati demikian, Binance Research baru-baru ini juga mengungkap bahwa sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor besar-besaran pada awal bulan, korelasi antara Bitcoin dan emas, yang selama ini dianggap sebagai aset lindung nilai utama, justru melemah. Sebaliknya, Bitcoin semakin menunjukkan korelasi dengan pasar saham.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran baru. Menurut Spencer Yang, kontributor utama di Fractal Bitcoin, arus masuk ETF yang terus berlanjut justru bisa mengikis posisi Bitcoin sebagai aset lindung nilai makroekonomi, yang selama ini menjadi daya tarik utama bagi investor institusi.
“Minat institusional saja tidak cukup menjamin ketahanan jangka panjang Bitcoin,” ujar Yang. “Masa depan Bitcoin bergantung pada penggunaan nyata di jaringan, transaksi, pengembangan, dan inovasi, bukan sekadar menyimpannya sebagai aset spekulatif.”
Baca juga: Bitwise: Prediksi Bitcoin Tembus US$200.000 di Akhir 2025 Masih Relevan
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Kantor anti-korupsi Argentina membebaskan Javier Milei dalam skandal promosi kripto Libra
Tinjauan Cepat Sebuah penyelidikan etika formal yang diluncurkan oleh Presiden Argentina Javier Milei untuk menyelidiki promosinya sendiri terhadap mata uang kripto bernama Libra telah membebaskan Milei dari pelanggaran aturan etika publik. Penyelidikan tersebut menyimpulkan bahwa unggahan Milei, yang berasal dari akun pribadinya, tidak mencapai tingkat aktivitas resmi pemerintah atau dukungan. Pengadilan pidana federal terpisah sedang melakukan penyelidikan terhadap skandal tersebut, yang dijuluki "Cryptogate" oleh media lokal.

Alex Lab berbasis Stacks akan mengganti rugi pengguna setelah eksploitasi senilai $8,3 juta saat token turun 45%
Ringkasan Cepat Alex Lab, sebuah protokol DeFi Bitcoin di blockchain Stacks, mengatakan akan sepenuhnya mengganti kerugian penggunanya menggunakan dana kas setelah eksploitasi senilai $8,3 juta pada hari Jumat. Token asli protokol tersebut turun 45% sebagai respons terhadap eksploitasi tersebut, yang oleh tim Alex disalahkan pada cacat dalam logika kontrak pintar protokol. Alex Lab sebelumnya dieksploitasi pada Mei 2024 sebesar $4,3 juta, dalam serangan yang disalahkan pada Grup Lazarus dari Korea Utara. Proses pemulihan dari serangan tersebut masih belum selesai.

BiT Global yang terhubung dengan Justin Sun menghentikan perselisihan hukum terkait wBTC dengan Coinbase
Pengacara untuk BiT Global membatalkan gugatan terhadap Coinbase terkait penghapusan token Bitcoin terbungkus wBTC oleh perusahaan tersebut hanya dua bulan setelah meluncurkan token pesaing, cbBTC. Gugatan tersebut dibatalkan dengan prasangka, yang berarti tidak dapat diajukan kembali; kedua perusahaan akan membayar biaya hukum mereka sendiri, sesuai dengan kesepakatan.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








